Temukan kami :    
Pilih Bahasa :   
ARTIKEL RUMAH BAHASA

Keseruan Kelas Kebudayaan Rusia: Melukis Boneka Matryoshka di Rumah Bahasa Surabaya



Foto Bersama Tutor, Peserta, dan Boneka Matryoshka Hasil Kreativitas di Kelas Kebudayaan Rusia

Sabtu (20/04/2024), Rumah Bahasa Surabaya mengadakan kelas kebudayaan Rusia dengan tema “Menghias Boneka Matryoshka”. Kelas kebudayaan kali ini diajarkan oleh tutor bernama Rizqina, Ia adalah alumni dari Universitas Negeri Tomsk, Rusia. Selain mengajar sebagai tutor sukarelawan di Rumah Bahasa, Rizqina memiliki pekerjaan tetap sebagai Kepala Kantor Perwakilan Universitas Negeri Tomsk di Surabaya sehingga memiliki keahlian pada bidang bahasa dan kebudayaan Rusia. Tidak mengajar sendiri, Rizqina berkolaborasi dengan Maria, partner Rizqina sekaligus perwakilan dari Universitas Negeri Tomsk.

Kelas kebudayaan Rusia dilaksanakan bersama tutor-tutor ahli, alhasil mampu menarik minat berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga yang membawa anaknya, dan berbagai karyawan swasta. Jumlah kehadiran peserta kelas kebudayaan tersebut mencapai sembilan belas orang sesuai dengan data yang terdaftar sebagai anggota Rumah Bahasa. Karena peserta yang hadir cukup banyak, ruang kelas Rumah Bahasa telah terisi sesuai dengan kapasitas kursi tersedia. Suasana ruang kelas dipenuhi oleh rasa antusiasme peserta sejak pukul dua belas hingga dua siang.

Rumah Bahasa dan tutor kelas kebudayaan Rusia menyambut para peserta dengan hangat, serta menyediakan fasilitas yang memadai untuk keberlangsungan kelas tersebut. Sebelum memulai kelas, Rizqina dan Maria membagikan kuas, cat, palet, gelas berisi air, kertas berisi tentang sejarah, dan contoh gambar boneka Matryoshka. Kegiatan kelas kebudayaan dibuka dengan Rizqina dan Maria memperkenalkan diri kepada seluruh peserta di dalam ruangan.

Maria menyampaikan tentang Matryoshka Doll dalam bahasa Rusia. Kemudian diterjemahkan oleh Rizqina hingga akhir, Ia juga menjelaskan pakaian tradisional Rusia baik laki-laki maupun perempuan.

“Matryoshka mulai populer setelah dipamerkan di Prancis, namun sebenarnya memang dibuat oleh seniman Rusia. Matryoshka adalah simbol wanita Rusia, ada ibu yang mengasuh anak-anaknya, jadi di dalam boneka Matryoshka utama ada boneka lagi (simbol anak-anaknya). ‘Matryoshka’ berasal dari nama ‘Matryona’. Selain terdapat nilai budaya khas Rusia dari corak pakaian tradisional di bonekanya, juga terdapat nilai kekeluargaan (ibu dan anak-anaknya),” tutur Rizqina menjelaskan tentang boneka Matryoshka.

Saat berlangsungnya kegiatan melukis, kelas menjadi lebih hening karena peserta berkonsentrasi untuk menyampaikan kreativitasnya. Sampai pada pukul satu lewat empat puluh menit, seluruh peserta siap untuk berfoto bersama boneka Matryoshka hasil karyanya dan memakai pakaian tradisional Rusia bergantian, serta foto bersama seluruh peserta dan tutor. Di penghujung acara, Maria membagikan souvenir gantungan kunci boneka Matryoshka.

“Seru banget! Aku jadi tau tentang Boneka Matryoshka yang punya corak unik-unik. Harapannya, semoga Rumah Bahasa terus mengadakan kelas budaya seperti ini supaya kita sebagai masyarakat Indonesia mengetahui budaya di lingkup yang lebih luas,” ungkap Gayatri, seorang mahasiswa sekaligus member Rumah Bahasa sejak tahun 2019.

Berbagai harapan disampaikan kepada Rumah Bahasa agar merealisasikan kelas kebudayaan yang berkelanjutan. Tidak hanya dari sudut pandang peserta, harapan juga disampaikan oleh Rizqina selaku tutor pada hari Sabtu tersebut. “Semoga para peserta senang mengikuti dan mempelajari budaya Rusia. Kami tunggu di acara-acara budaya lainnya di Rumah Bahasa.”





Baca Juga :

Siap Hadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) & AFTA (ASEAN Free Trade Area)

Berdasarkan tantangan MEA tersebut serta melihat kondisi masyarakat yang ada, maka Ibu walikota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini membuka adanya program Rumah Bahasa sebagai salah satu wujud perhatian pemerintah kota Surabaya dalam menyiapkan warga kota Surabaya untuk menghadapi MEA 2015 serta AFTA yang diharapkan dapat menjadi ruang publik yang bertujuan meningkatkan kompetisi masyarakat kota Surabaya di berbagai bahasa